Rabu, 21 Januari 2009

PROGRAM BIDANG IPTEK

Pengertian

Program bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah program yang dirancang untuk mengenalkan dan mendekatkan pengetahuan sains kepada masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan. Iptek yang diperkenalkan yang menggunakan teknologi tepat guna dan sedapat mungkin menggunakan alat dan bahan yang tersedia disekeliling masyarakat. Sebagai contoh, kepada masyarakat nelayan diajarkan membuat kapal motor sederhana dari bahan fiberglass dengan mesin menggunakan mesin sepeda motor atau mobil bekas yang masih bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil pertanian. Selain dari fiberglass, kapal nelayan juga dapat dibuat dari serat rotan, daur ulang ban bekas, pemanfaatan plastik sisa makanan, dan lain sebagainya. Bagi masyarakat petani diajarkan membuat mesin bajak yang menggunakan mesin disel bekas atau motor bekas, juga mengajarkan teknologi pengolahan hasil pertanian. Sedang bagi pelajar diajarkan bagaimana melakukan rekayasa teknologi yang menggabungkan ilmu mekanika, elektronika dan informatika, dan lain sebagainya.

Secara umum bidang iptek ini digunakan untuk membantu masyarakat mempermudah proses kerja atau usaha yang dilakukan, yaitu untuk memanfaatkan waktu kerja seefisien mungkin dengan hasil kerja yang maksimal.

Asumsinya

Bila kita merujuk pada masyakat Tiongkok, masyarakat disana sangat paham penggunaan teknologi tepat guna dan disiplin dalam pemanfaatannya, khususnya dalam home-home idustri disana. Sehingga bangsa China lebih cepat dalam pengembangan iptek untuk kehidupan sehari-hari. Hasilnya China kini menjadi negara industri yang maju bahkan mampu bersaing dengan negara yang dulu lebih maju dalam industri seperti negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Indonesia juga pasti akan mampu asal sejak dini mulai memperkenalkan iptek yangh secara spesifik teknologi tepatguna bagi kebutuhan usaha sehari-hari masyarakat.

Tujuan

Membangun masyarakat sadar iptek yang mampu melakukan rancang bangun teknologi secara tepat guna.

Bentuk Kegiatan

1. Mengembangkan model-model pemanfaatan barang bekas dengan teknologi tepat guna untuk berbagai kepeluan masyarakat;
2. Mengembangan strategi pembelajaran teknologi tepat guna;
3. Mengembangkan teknologi alternatif yang ramah lingkungan untuk masyarakat;
4. Mengembangkan alat transportasi alternatif yang ramah lingkungan. Misalnya kendaraan listrik;
5. Membimbing masyarakat pelajar untuk melakukan rancang bangun teknologi;
6. Melakukan riset-riset dasar teknologi tepatguna baik yang bersifat eksperimental mau pun pengembangan;
7. Menyediakan akses informasi teknologi bagi masyarakat;
8. Melakukan rancang bangun teknologi berdasarkan masalah yang dihadapi masyarakat;
9. Advokasi bidang iptek.

Metode

1. Deduktif induktif;
2. Eksperimetal;
3. Riset and Development Model;
4. Brainstorming;
5. Public Awareness;
6. Membangun akses;
7. Berangkat (dimulai) dari masalah yang dihadapi masyarakat.

Maanfaat Mikro Hidro

Negara Indonesia adalah Negara kepulauan yang masih banyak daerah-daerah yang masih terpencil dan belum ada penerangan listrik dan terjangkau oleh PLN. Padahal listrik atau penerangan sangat dibutuhkan oleh daerah tersebut agar daerah tersebut tidak ketinggalan dalam memperoleh informasi yang bertujuan untuk memajukan daerah tersebut dan dapat meningkatan pruduktifitas masyarakatnya. Oleh karena itu uintuk memenuhi kebutuhan akan penerangan listrik untuk daerah terpencil perlu diciptakan alat yang dapat menjangkau tempat terpencil yang murah dan ramah lingkungan, yaitu Pembangkit Listri Tenaga Mikrohidro.


Pemasangan pembangkit listrik tenaga air atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) khususnya didaerah terpencil masih perlu dikembangkan melihat daerah di Indonesia yang banyak sekali gunung dan air terjun yang belum dimafaatkan secara optimal, dan masih banyak pula daerah terpencil di Indonesia yang belum terjangkau oleh aliran listrik (PLN) terutama untuk pos-pos TNI di daerah terpencil dan perbatasan.Sebagai alternatif pembangkit listrik dengan menggunakan diesel (PLTD) yang menggunakan bahan bakar minyak khususnya solar yang biaya operationalnya lebih besar dibanding PLTMH, disamping itu PLTMH juga ramah lingkungan.


Bertitik tolak dari keadaan tersebut maka perlunya diadakan penelitian dan pengembangan tentang pemasangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang tentunya dengan bahan bakunya yang mudah didapat yaitu air, seperti saluran irigasi, sungai kecil yang ada didataran rendah, atau kepulauan yang tidak memiliki bukit-bukit tetapi air yang melimpah. Dalam hal ini PLTMH dengan menggunakan sistem cetak miring adalah dimana air tidak tertahan pada sebuah bendungan. Pada sistem cetak miring, sebagian air sungai diarahkan ke saluran pembawa kemudian dialirkan melalui pipa pesat (penstock) menuju turbin. Selepas dari turbin, air dikembalikan lagi kealiran semula, sehingga hal ini tidak banyak mempengaruhi lingkungan atau mengurangi air yang keperluan pertanian. Air akan dialirkan kedalam turbin melalui sudu-sudu runner yang akan memutarkan poros turbin. Putaran inilah yang akan memutarkan generator untuk menghasilkan energi listrik.


Belajar dari Negara Maju.
Di negara laju seperti negara Belanda sumber daya alam telah lama di gunakan dengan mengunakan media angin yaitu kincir angin yang menggerakkan turbin sehingga akan menghasilkan listrik, maka tempat-tempat terpencil di sana sudah tidak lagi mengandalkan diesel atau alat lain yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber pembangkitnya. Selain di negara maju di negara vietnam telah mencoba sistem Pembangkit listrik Tenaga Mikrohidro untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah terpencil di negara itu. Vietnam merupakan negara yang berhasil mengembangkan turbin ukuran kecil yang dapat digunakan oleh penduduk dengan keterampilan yang minimal hingga berjumlah ribuan tersebar di pelosok desa. Di negara kita juga telah mencoba teknologi ini di daerah Jawa barat dan di daerah Sulawesi khususnya daerah yang banyak air terjun sebagai sumber tenaganya oleh karena itu teknologi ini perlu diterapkan juga pada satuan-satuan TNI didaerah terpencil dan daerah perbatasan yang jauh dari jangkauan aliran listrik sehingga dapat melepas ketergantungan terhadap bahan bakar minyak atau bahan tambang lainnya yang dapat sewaktu-waktu habis digunakan. Masih banyak lagi sumber daya alam yang lain yang belum dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.


Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) di Jaringan Irigasi
Tujuan dari penerapan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk menunjang pembangunan pedesaan melalui peningkatan taraf sosial-ekonomi masyarakat desa. Jaringan irigasi yang banyak dibangun di daerah pedesaan untuk menunjang pembangunan pertanian menyimpan potensi tenaga air yang cukup besar untuk dimanfaatkan bagi PLTM.


Penerapan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk mengembangkan potensi tenaga air yang terdapat pada jaringan irigasi menjadi potensi tenaga listrik, dengan membuat pembangkit listrik tenaga mikrohidro pada bagian-bagian dari jaringan irigasi yang mempunyai potensi, dan menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan kepada masyarakat pemakai untuk dimanfaatkan bagi pengembangan potensi sosial-ekonomi desa (pendidikan, kesehatan, keluarga berencana, keagamaan, pertanian, peternakan, industri kecil/rumah, kerajinan, ketrampilan, perdagangan dan lain-lain).


PERSYARATAN TEKNIS
1. Sistem pengelolaan jaringan irigasi cukup baik, sehingga pendistribusian air berlangsung secara teratur sepanjang tahun.
2. Debit air yang diperlukan tersedia sepanjang tahun dan dapat dipenuhi oleh debit sungai rata-rata pada musim kemarau.
3. Tinggi terjun yang cukup, yang bersama-sama dengan debit aliran menghasilkan potensi tenaga air yang dinyatakan dengan

daya sumber :

Ps = r gQH

dimana :

Ps = daya sumber (W)

r = kerapatan massa air (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/dt2)

Q = debit aliran (m3/dt)

H = tinggi terjun (m)

Potensi listrik tenaga mikrohidro dinyatakan dengan daya hasil :

Ph = ht Ps

dimana :

Ph = daya hasil (W)

ht = effisiensi total PLTM (%)

4. Pembuatan PLTM tidak mengganggu sistem irigasi yang sudah ada, bahkan agar diusahakan adanya peningkatan/perbaikan.
5 PLTM menggunakan teknologi tepat guna agar pembuatan, pengoperasian dan pemeliharaannya dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja setempat.


PERSYARATAN SOSIO-EKONOMIS

1. Potensi listrik tenaga mikrohidro yang ada merupakan sumber daya yang dapat menunjang pembangunan pedesaan. Potensi sosial-ekonomi desa yang dapat dikembangkan dengan adanya PLTM cukup besar.

2. Biaya pembuatan PLTM dapat ditanggulangi oleh usaha swadaya masyarakat, koperasi atau unit usaha swasta kecil dan menengah lainnya.

3. Usaha kelistrikan dari PLTM secara ekonomi dapat dipertanggung jawabkan, dalam arti potensi konsumen yang ada dapat menyerap produksi listrik yang dihasilkan dengan harga jual yang ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip pengusahaan.


Potensi sumber daya manusia yang ada dapat diharapkan untuk mengelola PLTM secara baik dan handal.


PENGKAJIAN PENERAPAN PLTM DI JARINGAN IRIGASI
Pengkajian aspek teknologi
1. Evaluasi teknis potensi listrik tenaga mikrohidro di daerah irigasi.
2. Penelitian laboratorium dengan model PLTM.
3. Perencanaan dan pelakssanaan konstruksi prototipe PLTM di jaringan irigasi.
4. Uji coba kapasitas prototipe PLTM.
5. Uji coba kapasitas jaringan transmisi dan distribusi dari prototipe PLTM.
6. Uji coba pengoperasian prototipe PLTM.
7. Evaluasi teknis pengoperasian prototipe PLTM.
KESIMPULAN
Banyak sumber daya alam yang ada di negara kita belum dimanfaat secara optimal tidak seperti di negara maju yang sudah memanfaatkan sumber daya alamnya dengan baik seperti pembangkit listrik tenaga air padahal letak negara kita yang banyak sekali pegunungan yang tentunya banyak sekali air terjun yang melimpah, dan banyak daerah yang letaknya di dataran tinggi belum dijangkau aliaran listrik, dengan pembangkit listrk tenaga mikro hidro daerah tersebut akan mendapatkan aliran listrik yang tentunya dengan perawatan yang relatif mudah dan murah.

Mikro Hidro

Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan bebas bisa dikatakan "energi putih". Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini menggunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik,
Seperti dikatakan di atas, Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam prakteknya, istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa Mikrohidro pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara istilah Mikrohidro dengan Miniihidro adalah output daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator.

Air yang mengalir dengan kapasitas dan ketinggian tertentu di salurkan menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah turbin, instalasi air tersebut akan menumbuk turbin, dalam hal ini turbin dipastikan akan menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan/dihubungkan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringkas proses Mikrohidro, merubah energi aliran dan ketinggian air menjadi energi listrik.

Terdapat sebuah peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di sejumlah negara, sebagian untuk mendukung industri-industri, dan sebagian untuk menyediakan penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya yang tinggi dari perluasan jaringan listrik, sering membuat Mikro Hidro memberikan sebuah alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Ini karena Skema Mikro Hidro yang mandiri, menghemat biaya dari jaringan transmisi dan karena skema perluasan jaringan sering memerlukan biaya peralatan dan pegawai yang mahal. Dalam kontrak, Skema Mikro Hidro dapat didisain dan dibangun oleh pegawai lokal dan organisasi yang lebih kecil dengan mengikuti peraturan yang lebih longgar dan menggunakan teknologi lokal seperti untuk pekerjaan irigasi tradisional atau mesin-mesin buatan lokal. Pendekatan ini dikenal sebagai Pendekatan Lokal. Gambar 1 menunjukkan betapa ada perbedaan yang berarti antara biaya pembuatan dengan listrik yang dihasilkan.

IPTEK

ILMU DAN TEKNOLOGI


Pendahuluan
Menurut pengertian bahasa, ilmu dapat diterjemahkan sebagai. pengetahuan. Sehingga nama pengetahuan menceminkan adanya redudensi peristilahan (words redudancy), yang tujuannya untuk lebih menegaskan suatu makna, seperti jatuh ke bawah, naik ke atas dan lain sebagainya. Ada dua jems pengetahuan, yaitu "pengetahuan ilmiah" dan "Pengetahuan Biasa". Pengetahuan Biasa (knowledge) diperoleh dari keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan, seperti perasaan pikiran, pengalaman, pancaindera dan intuisi untuk mengetahui sesuatu tanpa memperhatikan objek, cara dan kegunaannya. Sedangkan "Pengetahuan Ilmiah" (science) juga merupakan keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan untuk mengetahui sesuatu, tetapi dengan memperhatikan obyek, cara yang digunakan dan kegunaan dari pengetahuan tersebut. Dengan kata lain, pengetahuan ilmiah memperhatikan obyek ontologis, landasan epistemologis dan landasan aksiologis dari pengetahuan itu sendiri. Baik Science atau knowledge pada dasamya keduanya merupakan hasil observasi pada fenomena alam atau fenomena sosial. Dengan demikian, ilmu pengetahuan memiliki cakupan yang amat luas, yaitu ilmu pengetahuan alam, sosial budaya dan seterusnya.

Penjelasan di atas, merupakan penjelasan umum ilmu dan keterkaitannya dengan istilah Seins (Science) dan Knowledge, namun apabila dilihat dari sisi bawah makna yang terkandung dalam kata ilmu perlu lebih ditegaskan. Untuk menghindari kesalahpahaman, perlu dilakukan pambahasan tentang peristilahan Sains dan ilmu. Seringkali istilah Sains (Science) dan Ilmu ('Ilm) disepadankan, sehingga memberikan pensifatan yang sepadan pula yaitu antara Scientific dengan ilmiah. Penyepadanan antara ilmu dengan Sains, dimana Sains hanya berkaitan dengan obyek-obyek inderawi adalah menyempitkan makna ilmu yang sebenamya. Konsekwensi dari penyepadanan tersebut adalah mengeluarkan obyek-obyek yang tidak bisa diketahui, namun bisa dikenali (Ma'rifah), seperti hal-hal yang terkait dengan "ke-Tuhanan" dikeluarkan dari wilayah ilmu. Implikasi lebih jauhnya, tersirat dalam penggunaan kata "Ilmiah" (Scientific).

Segala pernyataan yang tidak "ilmiah" (tidak Sceintific) dianggap lebih rendah nilainya. Yang pada gilirannya berarti segala ilmu yang bersumber dari agama yang tidak bisa "dibuktikan" secara inderawi (masalah moral sebagai misal) menjadi tidak bernilai. Penyempitan makna ini, baik secara sadar atau tidak, telah memberikan isyarat tentang terjadinya proses penghapusan makna-makna ruhaniah (sekuralisasi) yang sesungguhnya memang dimulai dari pemberian makna suatu bahasa.
Dalam pembahasan di sini, tidak.dilakukan perbedaan antara Sains dan Ilmu dan tidak pula dilakukan penyempitan makna atau lingkup otoritas dari Sains. Artinya Sains yang dimaksudkan di sini bisa memiliki otoritas cakupan sama dengan yang dimiliki oleh limu.


Sains merupakan keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan untuk mengetahui sesuatu dengan memperhatikan objek (Otologi), cara (episteinologi) dan kegunaaninya (aksiologi). Berangkat dari tiga kerangka tersebut, dengan memanfaatkan kemampuan akal untuk memahami fenomena alam semesta (keseluruhan ciptaan atau mahluk Allah) sebagai objek pemahaman yang pada akhirnya hasil pemahaman tersebuti dipergunakan untuk memberikan nilai manfaat sebesar-besamya bagi kemanusiaan.


Dalam perkembaiigan diskursus ilmu, daerah perbedaan yang sering terjadi dalam Sains adalah pada Epistemologi dan Aksiologi. Perbedaan itu terjadi di sekitar persoalan apakah sains itu bebas nilai atau surat nilai. Bagi kita bangsa Indonesia, atau umumnya pada bangsa dari negara-negara yang sedang berkembang persoalan mendasarnya bukanlah berada diskursus (discourse) tentang apakah ilmu itu bebas atau sarat nilai. tetapi lebih mendasar yaitu bagaimana kita bisa menguasai dan memanfaatkan ilmu untuk kemaslahatan (kesejahteraan) masyarakat secara luas.


Para filosofi masih berbeda pendapat tenatng bagaimana memperoleh Sains itu. Sehingga muncullah beberapa aliran antara lain : Skeptisme, Academic Doubt, Rasionalisme, Empirisme dan Intuisi. Aliran-aliran tersebut pada umumnya berbeda di dalam melihat fungsi dari panca indera dan akal, seakan terjadi pertentangan antara citra inderawi (mahshushat) dengan citra akliah (mu'qulat). Dalam dimensi keimanan, dari aspek aksiologinya, penguasaan Sains semuanya harus bermuara pada Peningkatan Kualitas Keimanan yang disimbolkan dengan. pengakuan kekuasaan Tuhan yang dalam konteks penciptaan, bahwa segala ciptaan Tuhan tidak ada yang sia-sia. jadi ada keterpaduan (koherenitas) antara penguasaan Sains dengan peningkatan 'kualitas Keimanan. Di samping pengakuan akan kekuasaan Tuhan, munculnya rasa takut dan permohonan -perlindungan dari kegagalan yang hakiki yaitu heraka.


Pengertian Teknologi

Beberapa pengertian teknologi telah diberikan atara lain oleh David L. GOETCH : people tools, resources ,to solve problems or to extend their capabilities. Sehinga teknologi dapat dipahami sebagai "upaya" untuk mendapatkan suatu "produk" yang dilakukan oleh manusta dengan memanfaatkart peralatan (tools), proses dan sumberdaya (resources).


Pengertian yang lain, telah diberikan oleh Arnold Pacey "The application os scientific and other knowledge to practical task by ordered systems. that involve people and organizations, living things and machines". Dari definisi ini nampak, bahwa teknologi tetap terkait pada pihak-pihak yang terlibat dalain perencanaannya, karena itulah teknologi tidak bebas organisasi, tidak bebas budaya dan sosial, ekonomi dan politik.


Definisi teknologi yang lain diberikan oleh Rias Van Wyk "Technology is a "set of means" created by people to facilitate human endeavor". Dari definisi tersebut, ada bebempa esiensi yang terkandung yaitu :

Teknologi terkait dengan ide atau pikiran yang tidak akan pernah berakhir, keberadaan teknotogi bersama dengan keberadaan budaya umat manusia.
Teknologi merupakan kreasi dari manusia, sehingga tidak alami dan bersifat artificial
Teknologi merupakan himpunan dari pikiran (set of means), sehingga teknologi dapat dibatasi atau bersifat universal, tergantung dari sudtit pandang analisis
Teknologi bertujuan untuk memfasilitasi human endeavor (ikhtiar manusia). Sehingga tekno logi harus mampu merungkatkan performansi (kinreja) kemampuan manusia.

Dari definisi di atas, ada 3 (tiga) entitas Yang terkandung dalam teknologi yaitu, Skill (Keterampilan), Algorithnia (Logika berfikir) dan hardware (Perangkat Keras).Dalam pandangan Management of Technology, Teknologi dapat digambarkan dalam beragam cara

Teknologi sebagai makna uiituk memenuhi suatu maksud di dalamnya terkandung apa saja yang dibutuhkan untuk merubah (mengkonversikan) sumberdaya (resources) ke suatu produk atau jasa.
Teknologi tidak ubahriya sebagai pengetahuan, sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan (objective).
Technologi adalah suatu tubuh dari ilmu pengetahuan dan rekayasa (Engineering) yang dapat diaplikasikan pada perancangan produk dan atau proses atau pada penelitian untuk mendapatkan pengetahuan baru.


Hubungan Ilmu Teknologi, Pengetahuan, Seni dan Agama

Proses Alir Teknologi (Technology Flow Process)
Suatu teknologi biasanya dimulai dari imajinasi baik secara individual atau kelompok dengan memanfaatkan sentuhan fenomena almn dan kebutuhan-kebutuhan praktis. Dari imajinasi tersebut seorang individu atau kelompok mengembangkan menjadi suatu temuan (Invention).


Daya invensi tersebut sangat dipengaruhhi oleh kreatifitas, kemampuan menangkap fenomena alam dan kebutuhan praktis dalam memenuhi kebutuhan hidup. Ujung dari semua itu terletak pada kualitas Sumber Daya Manusia, yang didalamnya pendidikan sebagai salah satu faktor yang sangat dominan. Hasil dari invensi tersebut memiliki dua kemungkinan yang pertama dapat "dikemas" untuk memenuhi kebutuhan pasar (marketed) dan yang kedua hasil invensi tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan atau tidak dapat dikomersialkan. Produk teknologi yang berada di pasar akan mengikuti "Siklus Teknologi" (Technology Cycle) yang diakhiri dengan masa kadaluwarsa (Obsolete) suatu produk teknologi.


Sedangkan Siklus Teknologi (Technology Cyclc,) terdiri dari 5 (lima) Fase yaitu : Fase Kesadaran (Awareness Phase), Fase Akuisisi (Acqtiuisition Phase), Fase Adaptasi (Adaptatio" Phase), Fase pengembangan (Advancement Phase) dan diakhiri dengan Fase Kedaluwarsa.(Abandonment Phase).


Multi Makna Penguasaan IPTEK

Terdapat koreksi yang kuat antara kemajuan suatu bangsa dan penguasaan IPTEK. Beberapa indikator dapat dijadikan sebagai tingkat penguasaan IPTEK antara lain ; Tingkat Literacy (melek huruf), Rasio jumlah tenaga ahli atau pakar terhadap jumlah populasi, jumiah anggaran (%) yang dialokasikan untuk kegiatan keilmuan (Riset dan Pengembangan). Jumiah karya ilmiah (karya tulis, patent dan lain sebagainya). Data berikut ini (tabel 7. 1) memberikan gambaran bagaiinana bangsa Indonesia masih harus beduang lebih serius dalam pe guasaan IPTEK.

Meskipun data tersebut relatif lama yaitu 12 (dua belas) tahun yang lalu, namun secara relatif data tersebut masih dapat dipergunakan untuk menggambarkan keadaan sekarang ini. Menurut Prof De Solla Proce, terdapat hubungan kesebandingan antara jumlah pakar (saintis dan insinyur) yang melakukan tiset dan pengembangan di suatu negara dengan GNP (Gross National Product atau Produk -National Bruto) per kapital.


Perbandingan Jumiah Pakar dan GNP di Beberapa Negara

Negara US$ GNP/CAP Pakar / juta penduduk Pakar / juta per $ 1000 GNP / CAP
Amerika Serikat 16.690 6.500 390
Perancis 9.540 4.500 472
Jerman Barat 10.925 3.000 275
Jepang 11.300 6.500 575
Belanda 9.290 4.500 484
Inggris 8.460 3.200 361
Pakistan 380 99 281
Indonesia 530 64 121
Nigeria 760 52 68
Turki 1.130 353 312
Iran 1.778 203 114
Israel 16.000

Penguasaan IPTEK memiliki beragam makna stratcgis yaitu untuk meningkatkan Kepercayaan Diri (Self Cotifidetice atau Self Reliatice), Kemandirian (Indepeiidence), Kesejahteraan ekonomi (Economical Welfare), dan Kewibawaan (Prestige). Keempat makna strategis tersebut dan pentingnya penguasaan IPTEK secara umum dapat disepakati oleh para ahli. Kontraversi yang seringkali muncul justru pada penentuan prioritas di dalam memilih jenis teknologi. Mana yang harus didahulukan, apakah teknologi rendah (Low Tech; biasanya dikaitkan dengan istilah kerakyatan) atau teknologi tinggi (High Tech). Dalam penerapannya, keempat makro tersebut memiliki tekanan yang berbeda tergantung dari tujuan asal penguasaan IPTEK tersebut. Jadi untuk mengevaluasi keberhasilan dari suatu penguasaan IPTEK harus ditinjau dengan menggunakan empat aspek tersebut, walaupun dengan pembobotan masing-masing aspek tersebut berbeda.


Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

Pasal 2 UU-RI No. 2 Tahun 1989 menetapkan bahwa Pendidikan Nasional bedasarkan Pancasila dan UUD 45. Sedangkan Ketetapan MPR RI No. 11/MPR/1987 tetang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) menegaskan bahwa Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negar Republik Indonesia.

P4 atau Ekaprasetya Pancakarsa sebagai petunjuk operasional pengamalan Pancasiladalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang pendidikan . Perlu ditegaskan bahw Pengamalan Pancasila itu haruslah dalam arti keseluruhan dan keutuhan kelima sila dalam Pancasila itu, sebagai yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 , yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam Buku I Bahan Penataran P4 dikemukakan bahwa Ketetapan MPR RI No. 11/MPR/1989 tersebut diatas memberi petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan kelima sila dari Pancasila.

Kamis, 15 Januari 2009

PETA - KU



Palestina-Israel

Rabu, 14 Januari 2009

ANALISIS KINERJA DAN REDESAIN TURBIN AIR MICRO HIDRO

Tantangan tentang sumber energi yang berfokus kepada penggunaan minyak bumi sangat menghawatirkan, oleh karena itu perlu dikaji tentang energi alternatif. pengganti. Salah satu energi alternatif yang terbarukan dan tidak polutif adalah energi air. Energi air dapat digunakan sebagai tenaga penggerak turbin untuk menghasilkan tenaga. Tenaga yang dihasilkan oleh turbin dapat menggerakkan peralatan mekanis lainnya ataupun generator untuk membangkitkan energi listrik.

Redesain ini dibuat dengan tujuan untuk menentukan jenis turbin yang akan digunakan untuk pembangkit, menentukan prestasi kerja turbin dan menentukan ukuran-ukuran utama turbin, untuk menghasilkan daya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dari hasil Redesain berdasarkan daya (hp) dan head (ft) diperoleh kecepatan spesifik (nqr) sebesar 67,82 rpm maka diketahui bahwa turbin yang digunakan adalah turbin Francis.Dalam Redesain ini besar daya yang dihasilkan turbin adalah 77,95 kW dengan efisiensi 90 % dan untuk daya generator adalah 76,391 kW dengan efisiensi 98 %.

A. Latar Belakang
Dimasa ini Negara kita Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang mulai dari kota besar hingga ke pelosok – pelosok pedesaan. Hal ini merupakan program pemerintah yang berkesinambungan pada tiap-tiap pelita, untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur. Dengan adanya pembangunan ini khusunya bidang industri maka tenaga listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting.

Upaya untuk memperoleh energi listrik dapat di peroleh melalui beberapa metode konversi energi, misalnya dengan sistem pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), maupun system lainnya. Pemanfaatan energi tersebut harus di sesuaikan dengan potensi alam yang tersedia dan besar kapasitas yang diinginkan

Sejalan dengan pemikiran diatas maka kita melirik keadaan alam di propinsi yang mempunyai sungai-sungai yang cukup banyak jumlahnya, dimana sungai-sungai tersebut sangat berpotensi sebagai sumber tenaga, khususnya sebagai pembangkit listrik baik dalam skala besar, kecil, terlebih-lebih untuk pembangkit mini dan mikro.

B. Tujuan
1. Menganalisis parameter-parameter yang mempengaruhi kinerja turbin air.
2. Menganalisis kinerja turbin air dengan variabel debit air untuk mengetahui kinerja operasi.
3. Mengetahui berapa besar daya yang perlu dibangkitkan PLTMH untuk memenuhi kebutuhan energi listrik.

C. Batasan Masalah
Mengingat sangat luasnya persoalan yang tercakup dalam menganalisis kinerja turbin air mikro hidro maka pada analisis ini membatasi permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Turbin yang diteliti adalah turbin air pada unit PLTMH.
2. Data yang diambil dari data operasional dan data teknis.
3. Analisa perhitungan ditinjau dari pembukaan katup yang bervariasi.
4. Data yang diambil pada beban konstan.
5. Putaran Poros pada turbin dianggap konstan.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi PenulisMemberikan informasi mengenai kinerja turbin air Microhidro.
2. Bagi AkademikSebagai bahan referensi dalam melakukan pengujian atau percobaan yang berhubungan dengan turbin air.
3. Bagi masyarakata.
a. Menjadi bahan referensi dalam bidang ketenagalistrikan, khususnya tenaga air.
b. Mendukung pembangunan wilayah dan infrastruktur.
c. Secara tidak langsung, penelitian dapat dipakai untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro


PLTMH - Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
lipi (LIPI)

Potensi tenaga air tersebar hampir di seluruh Indonesia dan diperkirakan mencapai 75.000 MW, sementara pemanfaatanya baru sekitar 2,5 persen dari potensi yang ada. Turbin air sebagai alat pengubah energi potensial air menjadi energi torsi / putar yang dapat dimanfaatkan sebagai penggerak generator, pompa dan peralatan lain. Untuk daerah / lokasi yang mempunyai sumber energi air sangatlah menguntungkan apabila memanfaatkan teknologi turbin air.

Keunggulan :
Beberapa kelebihan dari PLTMH antara lain :

  1. Potensi energi air yang melimpah;
  2. Teknologi yang handal dan kokoh sehingga mampu beroperasi lebih dari 15 tahun;
  3. Teknologi PLTMH merupakan teknologi ramah lingkungan dan terbarukan;
  4. Effisiensi tinggi (70-85 persen).

Spesifikasi teknis :
Dengan memakai rumus di bawah ini, bisa dihitung kapasitas PLTMH sesuai dengan spesifikasinya :

P = r x g x Q x H x eff (Watt)

Sebagai contoh disini diberikan data spesifikasi teknis untuk tipe DASTEL 400CF.

DASTEL 400CF

Net Head Hnet meter 10 15 20 30 40

Debit Q m3/s 0,61 0,75 0,86 1,10 1,22

Diameter Runner Do meter 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40

Putaran turbin N Rpm 315 386 446 546 630

Power Ps kW 42 78 119 229 338

Efisiensi h ,71 0,71 0,71 0,71 0,71

Lebar runner Bo meter 0,60 0,61 0,60 0,63 0,60

Diameter pipa Dia in 35 38 41 47 49

Selain tipe ini, telah dikembangkan pula tipe DASTEL 100,150 dan 200CF.